SISWA KELAS XI SMANSAPA MEMBUAT PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH
Pekan ke-2 Bulan September di meja Diah Wahyuni Indrianawati, S.Pd. guru Bahasa Jepang sekaligus guru PKWU kelas XI SMANSAPA, nampak berbagai barang kerajinan yang dikemas cukup menarik. Ada yang berupa lampu meja belajar, gantungan jilbab, tas, tempat tisu, tempat pensil, bunga dan masih banyak lagi. Bahannya pun berbeda-beda, ada yang dari sedotan, stik es krim, koran bekas, gelas plastik bekas the poci, kardus bekas dan masih banyak lagi .Ternyata karya-karya tersebut dibuat oleh kelas XI MIPA 1—XI IPS 2, pada mata pelajaran PKWU. Pada mata pelajaran tersebut ada kompetensi dasar 4.2. Memproduki kerajinan dari bahan limbah berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat. Jadi mereka memanfaatkan limbah sebagai barang kerajinan yang memiliki nilai jual bahkan nilai seni. Diperlukan kreativitas dan keberanian berinovasi untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Menurut Diah Wahyuni Indrianawati, S.Pd., setiap kelompok terdiri atas 8—9 siswa. Jadi, satu kelas dibagi menjadi empat kelompok.Tugas itu dikerjakan dalam 1 bulan.Untuk proses produksi dan pengemasan 2 kali pertemuan. Tapi sebelumnya ada diskusi dan perencanaan selama 2 kali pertemuan juga. Tugas ini sangat bermanfaat bagi siswa dan sangat mendukung program sekolah menuju adiwiyata provinsi bahkan nasional.
Adapun hasil yang dicapai, beberapa kelompok sesuai dengan perencanaan, beberapa ada yang belum sesuai tetapi ada juga yang melebihi ekspetasi. Ternyata tugas seperti ini bukan kali pertama diberikan, pada tahun sebelumnya sudah pernah tetapi bahan limbahnya dibebaskanu ntuk mencari di mana saja. Kalau tahun ini bahan limbahnya harus dicari di lingkungan sekolah. Dengan begitu siswa akan lebih keatif dan inovatif dalam memanfaatkan limbah yang ada di sekolah.
Berkaitan dengan beberapa karya siswa yang kurang maksimal, menurut guru Alumni Pendidikan Bahasa Jepang UNESA ini, karena kurangnya pengalaman secara langsung memproduksi barang kerajinan, karena selama ini mereka hanya melihat melalui video. Di lingkungan sekolah juga masih jarang ditemukan pengrajin yang memanfaatkan bahan limbah. Selain itu juga kurangnya kerjasama dengan anggota kelompok yang lain.Satu lagi, Kurangnya keberanian untuk mencoba hal baru karena takut produksinya gagal.
Menurut Guru asal Dander-Bojonegoro ini, ada banyak manfaat dari tugas yang diberikan. Siswa dapat mengenal jenis limbah, mengetahui jenis dan jumlah limbah di sekolah, belajar teknik produksi kerajinan, dan belajar memanfaatkan limbah menjadi barang yang memiliki nilai lebih.
Adapun kendala yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan tugas tersebut adalah: 1. Kurang telaten saat proses pembuatan, yang penting asal jadi dan siap dikumpulkan agar dapat nilai. 2.Terbatasnya ide dan waktu karena alasan tugas mapel lain juga banyak sehingga hanya terpikir produk yang sangat sederhana.3.Beberapa kelompok sulit merealisasikan apa yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga produk mereka belum sesuai ekpetasi sehingga akhirnya hanya terpikir produk seadanya karena waktunya terbatas.
Pelajaran PKWU dapat melatih siswa untuk terampil, kreatif dan inovatif. Siswa disiapkan untuk terjun ke DUDI (dunia usaha dan dunia industri). Siswa dibekali dengan berbagai keterampilan yang bisa menjadi mata pencaharian siswa kelak setelah lulus SMA. Siswa tidak perlu mencari pekerjaan, siswa tidak perlu bersaing menjadi PNS, tetapi bisa membuat usaha sendiri di rumah dan bahkan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Semoga akan terlahir sosok-sosok kreatif, inovatif, wirausaha-wirausaha sukses dari SMANSAPA. Aamiin.(IGDZ)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini