SISWA KELAS XII SMANSAPA BERINOVASI DALAM MAKANAN KHAS DAERAH
Pekan ke-3 Bulan September tampak kesibukan di kelas XII. Ada yang menata meja, menyiapkan makanan, ada juga yang mendokumentasikan karya dan kebersamaan mereka. Selain sebagai dokumentasi pribadi juga bermanfaat bagi dokumentasi sekolah yang akan diunggah ke instagram SMANSAPA yaitu @smanegeri1padangan.Semua tampak ceria dan semangat. Ruang kelas berubah menjadi rumah makan dengan penataan yang cukup artistik. Setiap kelompok menata makanan dan minuman di meja yang sudah ditata sedemikian rupa. Sebagaimana lomba memasak, di meja pun ada tulisan nama kelompok beserta nama makanan dan minuman yang disajikan.
Demikian halnya di ruang guru, berbagai makanan dan minuman berjajar dengan rapi di meja Erna Sulistiyana, S.Pd., guru PKWU kelas XII sekaligus guru Bahasa Inggris SMANSAPA. Para guru diminta mencicipi hasil masakan siswa berupa makanan khas tradisional yang sudah dimodifikasi dan dipasangkan dengan minuman fungsional. Semua tersenyum dan bangga melihat dan merasakan hasil kreativitas siswa. Bagaimana pun bentuk dan rasanya, itu adalah kerja keras siswa, hasil terbaik yang bisa mereka persembahkan. Keasinan, kemanisan, atau bahkan hambar, itu hal yang biasa. Setiap belajar pasti perlu proses, yang penting ada keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru.
Yang dimaksud minuman fungsional ternyata minuman yang mengandung manfaat bagi kesehatan, seperti jahe, sere, tomat, dan aneka buah lainnya. Siswa sudah pandai memadukan makanan dan minuman fungsional, misalnya serabi dipasangkan dengan minuman hangat sere jahe. Onde-onde dipasangkan dengan Jus melon, dan sebagainya. Kegiatan tersebut merupakan penerapan kompetensi dasar sistem pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi, pada mata pelajaran PKWU. Ini kali pertama dilaksanakan oleh kelas XII. Menurut Erna Sulistiyana, S.Pd. setiap jenjangnya berbeda. Di kelas XI, sudah pernah pengolahan makanan internasional.
Untuk tugas pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi ini, setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 siswa. Ada banyak manfaat dari praktik ini antara lain, siswa mampu membuat masakan sendiri terutama makanan khas daerah yang kemudian dimodifikasi untuk menambah kreativitas dan inovasi makanan. Siswa mampu berinovasi mengembangkan menjadi baru meski ada beberapa yang perlu evaluasi terutama masalah rasa. Saran dari Erna Sulistiyana, S.Pd. selaku guru PKWU, siswa harus berani untuk selalu mencoba hal yang baru, apapun hasilnya. Selain itu siswa harus belajar bekerjasama dengan baik. Tanpa adanya kerjasama yang baik dalam satu kelompok bahkan satu kelas maka tidak akan tercipta karya yang berkualitas.
Ada beberapa penilaian dalam kegiatan di atas. Siswa harus membuat laporan tertulis berupa power point dan video yang nantinya akan dipresentasikan. Power point berisi resep masakan dan langkah-langkahnya serta perincian pengeluaran pengolahan makanan khas yang dimodifikasi. Sedangkan video merupakan dokumentasi mereka saat memasak. Dengan begitu guru tahu kalau kue dan minuman tersebut benar-benar hasil olahan siswa dan guru pun dapat menilai kerjasama mereka.
Menurut guru yang juga alumni SMANSAPA ini, siswa sangat antusias dan semangat dengan tugas yang diberikan. Secara umum hasilnya pun cukup bagus, siswa sudah berani untuk menciptakan hal yang baru baik rasa, bentuk, maupun pengemasan. Semua butuh proses dan waktu. Semoga kelak terlahir chef-chef handal dan wirausaha dari SMANSAPA. Aamiin.(IGDZ)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini